Jika isterimu
adalah seorang wanita Islam, muslimah yang taat kepada Allah dan Rasulnya serta
takut akan adzab Allah, Saya yakin Isterimu pasti akan sangat mengerti dan
paham dengan uraian saya dibawah: Suami tidak perhatian, selingkuh, sakit hati
dengan perkataan atau perbuatan suami, penghasilan kurang, suasana rumah tidak
menyenangkan biasanya dijadikan alasan untuk melegalkan atau membenarkan
tindakan seorang istri meninggalkan suaminya dengan pergi menginap ke tempat
lain (teman, saudara, kantor, ortu dll) dengan harapan dapat menyelesaikan
masalah atau hanya memberi pelajaran kepada suami agar tidak
mengulangi perbuatannya lagi.
Tidakan isteri
meninggalkan suami ini sering dianggap ringan atau sepele oleh sebagian wanita
yang tidak mengerti hukum islam tapi jika tindakan ini dilakukan terhadap
seorang pria muslim yang paham hukum agama akan sangat fatal dan berat
akibatnya karena agama Islam melarang dengan keras hal tersebut. Isteri
meninggalkan rumah tidak akan menyelesaikan masalah justru akan memperberat
masalah, suami akan mempunyai kesan istri lari dari tanggung jawab kewajiban
sebagai isteri, membuat suami menjadi sakit hati sehingga menjadi ringan untuk
menceraikannya serta menambah fitnah bagi diri sendiri dan suaminya. Apalagi
jika isteri pergi meninggalkan rumah karena dimarahi suami yang
menasehatinya sungguh sangat berdosa karena perbuatan isteri ini akan di laknat
oleh Allah dan malaikatpun memarahinya (lihat Hadist Riwayat Abu Dawud dibawah)
.
Setan selalu
berusaha untuk membujuk dan mengajak manusia untuk berbuat sesuatu yang tidak
diridhoi Allah dan rasulnya. Setan bernama Dasim tugasnya membujuk seorang
isteri agar tidak taat kepada suami dan mempengaruhi seorang isteri agar pergi
meninggalkan rumah dengan berbagai alasan untuk membenarkan perbuatan diatas
meskipun sudah jelas bahwa perbuatan tersebut dilarang oleh Quran dan Hadist.
Alasan sakit hati karena perbuatan / perkataan suami, yang kadang dijadikan
alasan isteri untuk membenarkan tindakan meninggalkan rumah dan suami.
Seringkali ada
Pihak ketiga (PIL) yang kadang menjadikan seorang isteri semangat meninggalkan
suami meskipun tidak semuanya demikian. Pada Intinya seorang isteri tidak
boleh meninggalkan rumah tanpa izin suaminya, jadi meskipun dinasehati dan
kurang diperhatikan suami saat isteri dalam keadaan sakit bukan berarti bisa
melanggar aturan Allah . Orang sakit kurang makan bukan berarti dia boleh
mencuri makanan karena mencuri adalah dosa apapun alasannya.
Begitu juga
sakit yang diberikan oleh Allah kepada seorang isteri sebagai pemberi
peringatan dari Allah bukan berarti seorang istri boleh menyakiti hati suami
dengan pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan suaminya. Istri yang
pergi dari rumah, meninggalkan suami menginap di tempat lain dan meninggalkan
suaminya dalam keadaan marah sedangkan suami tidak ridho apapun alasannya,
bagi wanita yang mengerti hukuman Allah sangat berat pasti akan sangat menyesal
dan tidak akan pernah berani satu kalipun melakukannya karena jika seorang
Isteri pergi meninggalkan rumah dan suaminya…
artinya :
1. Isteri
tersebut bukan seorang wanita yang baik . Isteri meninggalkan suami atau pergi
tanpa izin suami bukanlah termasuk golongan wanita yang baik karena isteri yang
baik akan menghormati pemimpinnya (suaminya). Pemimpin rumah tangga dalam
Islam adalah suami bukan Isteri karena Suami mempunyai kedudukan setingkat
lebih tinggi dari isterinya. Dan yang paling penting adalah suami telah memberi
makan maupun tempat tinggal bagi isterinya jadi sudah sewajarnya jika isteri
berkewajiban untuk taat pada suaminya selama suami menyuruh dalam kebaikan
(bukan kemaksiatan).
Firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 34 dan Al
Baqoroh ayat 228: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa 34) Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “ Surat Al Baqoroh ayat 228.
Baqoroh ayat 228: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa 34) Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “ Surat Al Baqoroh ayat 228.
Seorang isteri yang pergi meninggalkan
rumah tanpa izin suami dengan alasan apapun dan dalam kepergiannya tidak
bermaksiatpun tetap saja termasuk wanita tidak baik (pembangkang) apalagi jika
dia pergi dengan berpakaian yang tidak sopan seperti wanita pada jaman
Jahiliyah Dan Surat Al Ahzab ayat 33 yaitu : Menetaplah di rumah kalian ( para
wanita ), dan jangan berdandan sebagaimana dandanan wanita-wanita jahiliyah.
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan patuhilah ( wahai para wanita)
Allah dan rasul-Nya. Sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yg taat kepadaku maka
ia telah taat kepada ALLAH, dan barangsiapa yg tidak taat kepadaku maka berarti
tidak taat kepada ALLAH.
Barangsiapa yang taat kepada Pimpinan
(Islami) maka berarti ia telah taat kepadaku, dan barangsiapa yang tidak taat
kepada pimpinan (islami) maka berarti ia telah tidak taat kepadaku.”HR Bukhari,
kitab al-Jihad, bab Yuqatilu min Wara’il Imam, juz-IV, hal.61.
Jika seorang suami karena suatu hal
(Penghasilan kurang, PHK, Kecelakaan dll) suami menjadi kurang / tidak dapat
memberikan kewajibannya terhadap isteri bukan berarti isteri boleh meninggalkan
rumah, karena memang tidak ada hukum Islam yang membolehkan seorang Isteri
meninggalkan rumah tanpa izin karena faktor tersebut, karena jika suami tidak
dapat melakukan kewajibannya maka gugatan cerai pada suaami adalah jalan
terbaik bukan malah pergi meninggalkan rumah atau suaminya.
2. Isteri meninggalkan rumah tanpa izin suami
akan dilaknat oleh Allah dan dimarahi oleh para malaikat. Sabda Rasullulah SAW
: ”Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan
suaminya sekalipun semasa berada di atas
punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali
puasa wajib.
punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali
puasa wajib.
Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak diterima puasanya.
Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya terhadap suaminya dan dosanya untuk
dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin
suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah akan melaknatnya dan para
malaikat memarahinya kembali , sekalipun suaminya itu adalah orang yang alim.”
(Hadist riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah Umar).
3. Isteri
meninggalkan suami sama saja dengan menjerumuskan dirinya sendiri ke neraka
karena suami berperan apakah isterinya layak masuk surga atau neraka. Isteri
pergi meninggalkan suami artinya dia tidak taat kepada suaminya padahal jika
seorang isteri tahu bahwa taat pada suami bisa mengantar dia ke surga
pastilah dia akan menyesal melakukan hal itu sesuai dengan hadist
Rasullullah SAW : Dari Husain bin Muhshain dari bibinya berkata: “Saya datang
menemui Rasulullah SAW. Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu mempunyai suami?”
Saya menjawab: “Ya”. Rasulullah SAW bertanya kembali: “Apa yang kamu
lakukan terhadapnya?” Saya menjawab: “Saya tidak begitu mempedulikannya,
kecuali untuk hal-hal yang memang saya membutuhkannya” . Rasulullah SAW
bersabda kembali: “Bagaimana kamu dapat berbuat seperti itu, sementara suami
kamu itu adalah yang menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam
Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadis Hasan). Maksudnya jika suami ridha maka Allah
pun ridha.
4. Memusuhi suami sama saja dengan memusuhi
Allah. Seorang isteri yang eninggalkan suami dan memusuhi suaminya padahal
suami baik pada isterinya. Sangatlah tidak mungkin masuk surga karena Bagaimana
mungkin seorang isteri berharap masuk surga jika Allah memusuhinya. Bahkan jika
sampai suami terluka hati / fisiknya maka Allah dan Rasullullah SAW
akan memisahkan diri dari isteri tersebut. Hal ini dijelaskan dalam Hadist
Rasullullah SAW :
“Tidaklah istri menyakiti suami di dunia kecuali ia bicara pada suami dengan mata yang berbinar, janganlah sakiti dia (suami), agar Allah tidak memusuhimu, jika suamimu terluka maka dia akan segera memisahkanmu kepada Kami (Allah dan Rasul)”. HR. Tirmidzi dari Muadz bin Jabal.
5. Isteri meninggalkan suami tidak ada nafkah
baginya dan layak mendapat azab. Seorang Ulama dan pemikir Islam yang sangat
terkenal akan kecerdasannya dan sangat dikagumi oleh para ulama pada waktu itu,
penghafal Quran dan Ribuan Hadist, ahli Tafsir dan Fiqh dari Harran, Turki
yaitu Ibnu Taimiyah sampai berkata: “Jika isteri keluar rumah suami tanpa
seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian”. Tidak dihalalkan bagi isteri
untuk keluar dari rumah suaminya kecuali dengan ijinnya (suami),Dan apabila ia
keluar dari rumah suaminya tanpa seijinnya maka ia telah berbuat nusyuz
(durhaka) bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ia layak mendapat adzab.”
Ibnu Taimiyah (1263-1328) adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh
berpijak pada garis-garis yang telah ditentukan Allah, mengikuti segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ia pernah berkata: ”Jika
dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah
yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau
kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku
lakukan baik di pasar, di masjid atau di madrasah. Semuanya
tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga terpenuhi
cita-citaku.”
6. Taat kepada suami
pahalanya seperti Jihad di jalan Allah Jika seorang isteri taat kepada suaminya
serta tidak pergi meninggalkan suami maka pahalanya sama dengan jihad di jalan
Allah. Perhatikan hadist berikut: Al- Bazzar dan At Thabrani meriwayatkan bahwa
seorang wanita pernah datang kepada Rasullullah SAW lalu berkata : “ Aku adalah
utusan para wanita kepada engkau untuk menanyakan : Jihad ini telah diwajibkan
Allah kepada kaum lelaki, Jika menang mereka diberi pahala dan jika
terbunuh mereka tetap diberi rezeki oleh Rabb mereka, tetapi kami kaum wanita
yang membantu mereka , pahala apa yang kami dapatkan? Nabi SAW menjawab :”
Sampaikan kepada wanita yang engkau
jumpai bahwa taat kepada suami dan mengakui haknya itu adalah sama dengan
pahala jihad di jalan Allah, tetapi sedikit sekali di antara kamu yang
melakukanya. Jadi akan sangat tidak mungkin bagi seorang isteri yang mengaku
mengerti hukum agama Islam tapi pergi meninggalkan tanggung jawab
sebagai isteri meninggalkan suaminya dari rumah. Oleh karena itulah sangatlah
penting untuk memilih istri yang mengerti akan hokum agama dan memilih isteri
itu bukan karena kecantikan atau hartanya tapi dipilih karena agamanya agar
selamat tidak terjerumus kedalam panasnya Api neraka.
Sabda Rasullullah SAW :“Wanita itu
dinikahi karena: hartanya, kecantikannya, keturunannya dan agamanya. Maka
pilihlah agamanya agar kamu selamat” Hadist Shahih Bukhari. “Dunia adalah
kesenangan dan sebaik- baik kesenangan di dunia adalah isteri yang baik
(sholehah) ” Hadist Shahih Muslim. Lebih mulia seorang wanita member nasehat
atau berbicara dari hati ke hati dengan suami bukan kepada orang lain jika
terjadi ketidakadilan pada dirinya daripada langsung pergi meninggalkan
suaminya.
Seorang isteri yang benci terhadap
suaminya dan memang berniat meninggalkan suami supaya di cerai dan kemudian
berharap memperoleh pasangan pengganti atau sudah ada pengganti yang lebih
baik menurut dirinya, jelas sekali wanita itu digoda setan agar wanita ini
melihat lelaki lain lebih menarik dari suaminya sehingga timbul rasa bosan,
cekcok dll dan akhirnya berbuntut pada perceraian. Allah SWT telah mengingatkan
kita agar tidak membenci atau menyukai sesuatu padahal kita tidak tahu rahasia
dibalik itu, dalam Al Baqoroh ayat 216 : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
Saya lanjutkan, Usaha setan bisa
dikatakan sukses besar bila berhasil menjadikan wanita itu cerai dan berpredikat
janda karena wanita ini akan lebih mudah digoda sebab tidak ada yang menjaganya
(suami) . Wanita ini akan merasa bebas tidak ada ikatan, lebih nyaman karena
tidak ada yang mengontrol (suami), selanjutnya jika tidak kuat imannya
(kebanyakan tidak kuat) akan timbul banyak fitnah dan dosa bagi wanita itu di
kemudian hari. Godaan setan akan lebih kuat pada saat janda karena faktor alami
kebutuhan batin selain itu akan banyak lelaki yang merayu yang memanfaatkan
kondisi janda sehingga menyeret wanita itu dalam lembah dosa yang tiada
berkesudahan sampai wanita itu sadar jika suatu saat sakit atau sudah berumur
tidak ada yang menemani sampai meninggal. Pada umumnya Wanita yang menjanda
karena tergoda pria lain akan lebih mudah tergoda nafsunya apalagi jika dicerai
pada umur 40 tahun kebawah.
Pernikahan adalah hal yang suci
melibatkan keluarga, handai taulan dan tetangga jadi tidak sepantasnyalah jika
seorang isteri meninggalkan suaminya untuk alasan emosi pribadi dengan
meninggalkan perasaan kebahagiaan keluarganya sendiri atau keluarga
pasangannya. Atas kehendak Allah, rezeki yang lebih bisa diberikan pada isteri
bukan pada suami, jadi janganlah menjadi tinggi hati jika suatu saat rezki
isteri melebihi suami, merasa lebih bermanfaat dari suami, merasa bisa hidup sendiri
dan dapat mengatasi sendiri segala hal, tidak mau diatur sehingga tidak patuh
kepada suami. Inilah tanda-tanda
kehancuran suatu kapal pernikahan karena ada 2 nahkoda yang mengendalikan kapal
dengan arah berlawanan. Kapal Pernikahan akan bisa selamat sampai tujuan (surga
dunia akhirat) jika hanya punya satu arah yang disepakati dan diusahakan
bersama.
Bagaimanapun juga tujuan hidup akan lebih mudah dicapai jika ada
keharmonisan sejati yang hanya dapatdicapai dalam suatu keluarga yang lengkap
ada suami. Harta yang dibanggakan dan dikumpulkan bisa hilang dalam sekejab
(kebakaran, tsunami dll) tapi mempunyai suami atau isteri yang sholeh adalah
harta tidak ternilai yang tidak akan hilang kecuali mati. Oleh karena itulah
peran isteri terhadap suami sangat besar dalam mengarungi samudera kehidupan
agar tujuan akhir bahagia dunia akhirat dapat segera tercapai sehingga Allah
pun akan memberi pahala yang besar untuk isteri yang taat dan patuh kepada
suaminya…
Banyak Hadist yang menjelaskan pahala seorang Istri yang taat pada suaminya
: ”Jika seorang isteri itu telah menunaikan solat lima waktu dan berpuasa pada
bulan ramadhan dan menjaga kemaluannya daripada yang haram serta taat kepada
suaminya, maka dipersilakanlah masuk ke syurga dari pintu mana sahaja kamu suka.”
(Hadist Riwayat Ahmad dan Thabrani).
”Sesungguhnya setiap isteri yang meninggal dunia yang diridhoi oleh
suaminya, maka dia akan masuk syurga.” (Hadist riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah)
Jika isteri memang tidak taat kepada suaminya, setelah dinasehati secara
halus, berpisah ranjang dan dinasihati secara keras tidak berhasil maka
renungkanlah : Surat An Nur ayat 3 yaitu : “ Orang laki-laki pezina, yang
dinikahinya ialah perempuan pezina pula atau perempuan musyrik. Perempuan
pezina jodohnya ialah laki-laki pezina pula atau laki-laki musyrik , dan
diharamkan yang demikian itu atas orang yang beriman”.
Pikirkanlah kembali apakah wanita ini cocok dijadikan pasangan / isteri
bagi pria beriman, dan dapat membawa kebaikan bagi diri sendiri dan keluarga,
ikhlaskan saja wanita ini jika ingin berpisah mungkin jodohnya adalah sesuai
dengan apa yang di firmankan Allah diatas…wallahu’alam bishowab (Sumber : MuslimahZone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar