By : Wolio-Shopfloor Management & Genba Kaizen Specialist.
Sejalan dengan semakin populernya konsep 5S yang diterapkan pada berbagai bidang organisasi dibidang industri, perbankan, kantor pelayanan jasa maupun instansi pemerintahanan di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia, telah menjadikan
konsep sederhana ala Jepang tersebut menjadi titik tumpuan awal dalam strategi dan usaha melakukan perbaikan dibidang pengelolaan management organisasi untuk lebih baik.
Disamping sebagai program yang subtansial berwujud tindakan bersih-bersih untuk menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, sistimatis dan efektif juga metode ini berpotensi dalam meningkatkan produktifitas dan disiplin karyawan ditempat kerja.
Disamping sebagai program yang subtansial berwujud tindakan bersih-bersih untuk menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, sistimatis dan efektif juga metode ini berpotensi dalam meningkatkan produktifitas dan disiplin karyawan ditempat kerja.
Banyak kasus
pemborosan yang dalam bahasa Jepang disebut MUDA, sering berawal dan
timbul dari aspek perilaku dan cara berpikir yang kurang baik dari karyawannya.
Oleh sebab itu, dalam
berbagai kasus ketika potensi perbaikan tidak terlihat dalam lingkungan kerja, memulai dengan konsep
5S adalah merupakan alternatif yang tepat. Pendekatan 5S secara historis berasal dari manajemen
Jepang yang awalnya diterapkan dalam Toyota Production System (TPS) yang
menggunakan 5 kata dalam bahasa Jepang, berawal dari huruf S (Seiri, Seiton,
Seiso,Seiketsu dan Shetsuke).
1. Seiri
Hanya barang terpakai yang ada ditempat kerja. |
Setiap lingkungan kerja tidak terhindar dari sekumpulan barang-barang yang masih terpakai dan tidak terpakai. Kondisi tersebut memerlukan tindakan untuk memisahkannya sehingga hanya barang-barang yang dibutuhkan saja yang boleh ada di lokasi kerja, selebihnya harus disingkirkan.
Misalnya, meja kerja untuk melayani
pelanggan haruslah bersih, hanya boleh ada
dokumen-dokumen yang diperlukan saja dan selain itu harus disingkirkan. Jika
meja bersih dan rapih, tentunya karyawan yang bersangkutan akan lebih mudah
melayani pelanggan. Selain itu, pelanggan terkesan puas dengan melihat
lingkungan kerja yang rapih dan terkesan profesional.
Pemahaman seiri mengingatkan agar setiap operator/karyawan
dalam tim kerja diminta bertanggung jawab atas area kerja
mereka masing-masing untuk mengidentifikasi apa yang dibutuhkan dan apa
yang tidak. Akibatnya, secara bertahap yang bersangkutan mulai belajar
mengambil tanggung jawab dilingkungan kerjanya sehingga tindakan sederhana
dalam mengidentifikasi kemudian menyingkirkna barang-barang yang tidak
dibutuhkan menjadi pilihan aktif dan komitmen setia ppekerja
2. Seiton (organize)
Tempat kerja dan peralatan harus tersusun rapih |
Permasalahan
yang sering ditemukan dalam pelaksanaan seiton, ketika para karyawan ingin
menerapkan 5S, mereka biasanya berkeluh kesah karena tidak adanya fasilitas
penunjang yang memudahkan mereka seperti fasilitas penyimpanan berupa fasilitas rak dan lemari penyimpanan yang
tidak memadai.
Dalam
kondisi demikian ketika pihak manajemen puncak tidak menindaklanjuti dan
membantu para pekerja/staff/operator untuk memperolehnya, maka perusahaan atau
organisasi yang bersangkutan akan kehilangan kredibilitas manajemen dimata
orang-orang yang paling berarti dalam menjalankan operasional organisasi.
Hal diatas tidak berarti bahwa kegiatan sederhanakan 5S harus membutuhkan pengeluaran anggaran yang besar disetujui oleh manajemen. Justru sebaliknya: perusahaan harus mulai dengan anggaran kecil dan melihat di mana mereka menggunakan kreativitas dan sumber daya internal mereka sendiri untuk membuat hal-hal yang baik. Dalam kaizen dikenal bahwa untuk melakukan perbaikan seyogianya dapat dimulai dan berawal dari hal-hal yang kecil dan dilakukan secara berkelanjutan.
Dalam melakukan tindakan seiton ditekankan sbb :
• Tempatkanlah barang-barang
& peralatan di lokasi yang sudah dirancang baik dan informatif sejak semula
• Simpanlah seluruh barang,
alat, dokumen dan informasi apapun secara teratur dan berurutan.
• Aturlah peletakannya
berdasarkan frekuensi pemakaian, tervisualisasi, aman dan mudah dijangkau.
• Pastikan bahwa
barang-barang, alat,dokument yang dibutuhkan terletak pada tempatnya masing-masing.
• Kembalikan setiap alat
atau fasilitas ke tempat semula ketika selesai digunakan.
3. Seiso (Clean)
Tempak kerja harus bersih |
Membersihkan fasilitas kerja dan peralatan kerja merupakan cara yang baik untuk menjamin umur teknis peralatan dan fasilitas yang dimiliki sekaligus akan menunjang kualitas proses. Misalnya, langkah pemeliharaan dan pengecekan mesin secara priodik merupakan cara terbaik yang harus dibiasakan, sedikitnya untuk mencari kerusakan atau permasalah kecil yang berpotensi menyebabkan kerusakan dan kegagalan dimasa depan. Tindakan membersihkan fasilitas dan peralatan kerja secara rutin dan terjadwal merupakan tindakan awal yang paling efektif sebagai langkah preventif.
Lingkungan kerja dengan 5S dan tanpa 5S |
Intinya adalah pemeliharaan tidak sekedar
membersihkan lingkungan kerja atau menjaga fasilitas kerja selalu bersih tapi
juga menciptakan perilaku profesional di tempat kerja.
4. Seiketsu (Standardize)
Lakukan proses 5S secara terjadwal,
dengan pendakatan tranparant
melalui
proses Audit
|
Dalam melaksanakan 5S perlu dilakuakan berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dan menjadi acuan petunjuk yang harus ditaati. Salah satu sifat manusia manusia cenderung melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak ketika tidak ada suatu aturan standard yang mengikat dengan beralasan “ini adalah cara saya” yang terbaik. Oleh karena itu penggunaan metoda pelaksanaan 5S yang standar sangatlah penting untuk menjamin konsistensi setiap orang.
5 Shitsuke (discipline).
Ciptakan budaya bersih secara rutin dan terjadwal |
Disiplin dalam penerapan 5S merupakan jalan
dalam memupuk pembelajaran dengan pendekatan perbaikan secara terus menerus. Ketika
suatu permasalahan teridentifikasi melalui proses penerapan 5S harus disikapi
dengan mengharuskan setiap karyawan untuk meresponnya dengan solusi
penyelesaian.
Manfaat 5S
Biasakan melakulkan kaizen ditempat kerja. |
Berdasrkan pengalaman kami yang seringkali memberikana arahan dalam implementasi metoda 5S, 10 sampai 30% peningkatan efisiensi dibidang manufaktur dapat diperoleh melalui penerapan 5S yang sistematis.
Manfaat 5S adalah sebagai berikut;
1. Meninkatkan efisiensi dengan mengatasi kesemrawutan.
2. Memudahkan dalam mengidentifikasi peralatan maupun dokumen yang diperlukan .
3. Setup time berkurang karena organisasi peralatan
secara jelas diberi
label dan sangat terlihat secara
visual.
4. Meningkatkan semangat kerja dengan
melibatkan karyawan menciptakan pekerjaan
mereka lebih mudah .
5. Membawa aspek positif dalam pemasaran karena tata letak
rapi dan terorganisir berkat 5S .
6. Menghidupkan budaya melakukan perbaiakan secara terus menrus (kaizen) ditempat kerja.
7. Peralatan maupun dokumen yang benar selalu
berada di tempat kerja dalam keadaan rapih dan bersih.
8. Peningkatan efisiensi penghematan dan memeperpanjang umr teknis peralatan yang digunakan.
9. Meningkatkan keselamatan dalam lingkungan kerja.
10. Meransang ide karyawan dalam meningkatkan lingkungan kerjanaya.
11. meningkatkan disiplin karyawan dalam mengontrol lingkungan kerjanya.
Dalam menerapakan metode 5S, dukungan pimpinan merupakan syarat yang mutlak sebagai langka awal keberhasilan dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik dan untuk memulai penerpan 5S agar lebih efektif melalui konsep yang terintegrasi biasanya dibutuhkan sosialisasi pengenalan yang harus dilakukan oleh seorang instruktur yang berpengalaman. (Hasmina Syarif).
10. Meransang ide karyawan dalam meningkatkan lingkungan kerjanaya.
11. meningkatkan disiplin karyawan dalam mengontrol lingkungan kerjanya.
Contoh penerapan 5S di
salah satu instansi pemerintahan Jepang . |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar