Masyarakat Buton, Sulawesi Tenggara, memiliki kebiasaan mengonsumsi olahan
singkong, kacang merah, dan jagung sebagai makanan pokok. Pangan non-nasi ini
bahkan tetap nikmat ketika disantap tanpa tambahan lauk dan sayur.
"Saya dari kecil tidak mengenal nasi. Makanan saya, ya, umbi-umbian dan
jagung ini," kata Nasrawati Hari (58), dalam sebuah acara perkenalan kuliner
Buton yang diselenggarakan komunitas Underground Secret Dining, di Jakarta.
Nasrawati adalah keturunan Sio Limbona, yaitu dewan tertinggi Kesultanan
Buton yang berwenang mengangkat dan memberhentikan sultan. Beberapa hidangan
yang dia masak pada pekan lalu adalah hidangan yang biasa disajikan di keluarga
besarnya.
Ada tiga
jenis masakan pengganti nasi yang disajikan. Dua di antaranya terbuat dari
singkong, yaitu kasuami dan hugu-hugu, serta kapussu nassu yang berbahan utama
jagung.
Kasuami dibuat dari parutan singkong yang telah diperas lalu difermentasi
selama tiga hari. Ditambah kacang merah dan kelapa lalu dimasak dengan cara
dikukus, kasuami bisa dikatakan mirip getuk, namun, berasa tawar dengan sedikit
gurih.
Hugu-hugu juga dibuat dari singkong kukus yang
ditambah parutan kelapa, mirip urap singkong. Namun, makanan yang satu ini memiliki keunikan karena singkongnya
berwarna hitam. Warna ini didapat karena singkong yang telah dicincang kasar
dijemur lebih dulu selama berhari-hari hingga berwarna hitam.
Kacang merah
Selain umbi, makanan pokok khas Buton juga banyak memakai kacang merah. Seperti pada kasuami, kapussu nassu juga diberi kacang merah untuk dicampurkan pada jagung. Dengan tambahan santan, makanan yang rupanya mirip bubur ini juga berasa gurih.
"Tanah di Buton tandus. Sulit untuk menanam padi. Maka yang ada adalah umbi-umbian dan palawija," kata Nasrawati, yang mendatangkan singkong, jagung, dan kacang merah dari Buton.
Kasuami, hugu-hugu, dan kapussu nassu terasa lebih nikmat ketika disantap dengan ikan, ayam, dan acar yang seluruhnya dimasak Nasrawati.
Ada empat jenis hidangan lauk yang dihidangkan, salah satunya adalah balado ikan teri yang disebut koholeo. Sebelum dicampur dengan gula merah, air asam, dan cabai, teri yang didatangkan dari perairan Buton ini diasap terlebih dulu.
Satu menu lain adalah ayam nasu wolio yang wujud dan rasanya mirip opor ayam. Bahan utama menu ini adalah ayam kampung yang dibakar terlebih dulu sebelum dimasak dengan santan, bawang merah, dan serai.
"Saya ingin makanan Buton bisa lebih dikenal banyak orang. Apalagi, kami punya makan an pokok yang bisa dijadikan alternatif pengganti nasi," kata Nasrawati.
Koordinator Aliansi Desa Sejahtera Tejo Wahyu Jatmiko, yang turut memberi andil dalam penyelenggaraan acara pekan lalu, mengatakan, terdapat 77 jenis sumber karbohidrat selain nasi. Sumber-sumber karbohidrat ini seharusnya bisa dioptimalkan sebagai pengganti nasi, alih-alih mengimpor beras.(Yulia Sapthiani)
Kacang merah
Selain umbi, makanan pokok khas Buton juga banyak memakai kacang merah. Seperti pada kasuami, kapussu nassu juga diberi kacang merah untuk dicampurkan pada jagung. Dengan tambahan santan, makanan yang rupanya mirip bubur ini juga berasa gurih.
"Tanah di Buton tandus. Sulit untuk menanam padi. Maka yang ada adalah umbi-umbian dan palawija," kata Nasrawati, yang mendatangkan singkong, jagung, dan kacang merah dari Buton.
Kasuami, hugu-hugu, dan kapussu nassu terasa lebih nikmat ketika disantap dengan ikan, ayam, dan acar yang seluruhnya dimasak Nasrawati.
Ada empat jenis hidangan lauk yang dihidangkan, salah satunya adalah balado ikan teri yang disebut koholeo. Sebelum dicampur dengan gula merah, air asam, dan cabai, teri yang didatangkan dari perairan Buton ini diasap terlebih dulu.
Satu menu lain adalah ayam nasu wolio yang wujud dan rasanya mirip opor ayam. Bahan utama menu ini adalah ayam kampung yang dibakar terlebih dulu sebelum dimasak dengan santan, bawang merah, dan serai.
"Saya ingin makanan Buton bisa lebih dikenal banyak orang. Apalagi, kami punya makan an pokok yang bisa dijadikan alternatif pengganti nasi," kata Nasrawati.
Koordinator Aliansi Desa Sejahtera Tejo Wahyu Jatmiko, yang turut memberi andil dalam penyelenggaraan acara pekan lalu, mengatakan, terdapat 77 jenis sumber karbohidrat selain nasi. Sumber-sumber karbohidrat ini seharusnya bisa dioptimalkan sebagai pengganti nasi, alih-alih mengimpor beras.(Yulia Sapthiani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar