Pesona Wolio-Pulau Buton

Minggu, 03 Juni 2012

Belajar dari Korea Selatan (2) : Tahun 1950, Ia Negara Termiskin, Kini Jadi Salah 1 Negara Termaju di Dunia

Pada tahun 1950, KOREA SELATAN adalah salah satu negara termiskin di dunia. Sejajar dengan negara-negara termiskin di Afrika dan Asia. Ekonominya hanya bersandar pada pertanian, dan penderitaan dari kehancuran akibat invasi Jepang dan Perang Sipil Korea.
Dalam 4 dekade, Korea Selatan berubah cepat dari negara termiskin, menjadi salah satu Negara paling kaya dan canggih di dunia dengan nilai ekonomi Trilyunan dollar. Tahun 1963, GDP perkapitanya cuma $100. Namun ditahun 1995 sudah $10.000. kemudian melonjak ditahun 2007 hingga $25.000.
Goldman Sachs (Lembaga keuangan bergengsi) meramalkan Korea tahun 2050 nanti akan jadi negara terkaya nomor 2 di dunia dengan pendapatan perkapita $81.000 . Korsel, juga tercatat sebagai bangsa dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah.
Dan inilah keadaan kota Korsel yang berubah menjadi kota nan mewah ini.

Produk-produk elektronik Korsel, Samsung dan LG, telah menguasai dunia. Dari ponsel canggih, televisi plasma, LCD, sampai semikonduktor. LG sendiri sekarang adalah perusahaan pembuat panel plasma terbesar di dunia. Samsung, adalah perusahaan elektronik terbesar kedua didunia, yang hanya kalah oleh General Electric.

Industri pembuatan kapal Korea, Hyundai dan Samsung Heavy Industries, adalah yang terbesar di dunia dan mengalahkan Jepang tahun 2004. Hyundai, juga menjadi perusahaan otomotif ke 5 terbesar di dunia.

Add caption
Korea menjadi negara termaju di dunia dalam hal infrastruktur teknologi. Sejak tahun 2000, seluruh masyarakat Korea telah menikmati jaringan internet 100 Mbit/detik, siaran televisi interaktif high-definition, teknologi komunikasi 4G.

Awalnya biasa saja
Ekonomi dibangun dengan membangun industri-industri standar negara berkembang, tekstil, sepatu, yang mudah dan ringan. Tapi pemerintah sudah sekaligus mempersiapkan segalanya, infrastruktur, sumberdaya, dan pengetahuan untuk level industri selanjutnya. Industri berat dan strategis, baja, otomotif, perkapalan. Bukan untuk dimajukan, tapi untuk menguasai dunia.
Sejak awal, strategi besar Korea adalah export oriented. Mereka harus mempersiapkan diri dan berjuang untuk merebut pasar dunia ! Ini akibat dari keadaan yang sama seperti Jepang, sumberdaya alam yang sangat terbatas dan pasar dalam negeri yang kecil. Export Oriented! Berjuang keras sejak dini untuk merebut pasar dunia.

Pemerintah yang bersih menjadi modal berharga dalam memberikan dukungan yang kuat untuk dunia usaha. Infrastruktur, pajak rendah untuk industri unggulan, dan, sumberdaya manusia berkualitas tinggi. Birokrasi dibuat super efisien dan berkualitas tinggi.
Para birokrat dididik dengan proses belajar dan disiplin kelas dunia. Hanya yang terbaik yang ada dalam birokrasi. Yang tidak efisien, langsung dipotong. Tidak ada waktu untuk birokrasi korup.
Para konglomeratnya, Hyundai, Samsung, dan LG juga adalah pejuang yang sangat nasionalis. Mereka pada dasarnya akan berjuang mati-matian menembus pasar dunia demi kemajuan bangsa Korea, dengan, atau tanpa bantuan dari pemerintah.
Industri Perkapalan Korsel

Para pemimpin Korea juga punya visi yang sangat maju dalam penyerapan dan pengembangan teknologi. Inilah kunci dari semua bangsa-bangsa termaju. Tahun 1959, pemerintah Korea sudah mendirikan Korean Atomic Energy Commision. Pertengahan tahun 1960, Kementerian Sains dan Teknologi dibentuk. Lalu Korea Institute of Science and Technology yang dibentuk untuk riset industrial.
Dan setelah itu, proses pembelajaran sains dan teknologi dilakukan secara besar-besaran. Para ilmuwan asing dan segala macam teknologi terbaru dari Barat diserap habis-habisan. Persis seperti Jepang. Riset dan penelitian digalakkan, orang-orang serta badan-badan riset yang unggul diberi dana yang sangat besar oleh pemerintah. Industri-industri dengan potensi pasar masa depan yang besar dianalisis dan dikejar habis-habisan, baik oleh pemerintahnya maupun swasta.

Industri-industri utama Korea Selatan sekarang adalah otomotif, semikonduktor, elektronik, pembuatan kapal, dan baja. Korea juga dengan intens mengembangkan industri-industri strategis masa depan, seperti Nanoteknologi, Bioteknologi, Teknologi Informasi, Robotika, dan teknologi ruang angkasa.
Korea mempunyai robot humanoid ke 2 di dunia, HUBO, robot berkepala Einstein. (Robot humanoid pertama dunia adalah Asimo dari Jepang). Korea juga berambisi menjadi “World’s Number 1 Robotics Nation”, bangsa pengguna robot terbesar dunia, 2025 nanti.

“THE KOREAN BIG SECRET!”
Dan bagaimana cara agar bangsa Korea punya kemampuan yang tinggi untuk menyerap sains dan teknologi ?
Kuncinya adalah ….
Pembangunan manusia-manusia unggul!
Manusia-manusia unggul yang punya kemampuan tinggi dalam menyerap ilmu dan teknologi. Pembangunan manusia-manusia unggul, lewat pendidikan unggul. Pendidikan terbaik di dunia. Sejak lama, pemerintah telah berjuang agar anak-anak Korea memiliki nilai matematika dan sains yang tinggi.
Tidak dalam ukuran Korea sendiri, tapi dalam skala global. Jadi sistem pendidikan terbaik di dunia harus dibentuk. Ahli-ahli pendidikan terbaik di dunia, pakar-pakar sains dan teknologi termaju didatangkan untuk membentuk sistem pendidikan Korea. Berbagai usaha dilakukan agar universitas-universitas di Korea bisa sejajar, dengan Harvard, Cambridge dan MIT, terutama dalam advanced science dan technology.
Sejak awal 70-an, walaupun sangat berat, pemerintah telah memberikan lebih dari 20% anggarannya untuk mengakselerasikan proses belajar bangsa itu. Untuk menciptakan generasi super cerdas. Anak-anak Korea juga didorong untuk belajar ke kampus-kampus paling terkemuka dunia, Harvard, Cambridge, Princeton, MIT.
Dan Korea telah berhasil. Tingkat IQ Korea secara nasional adalah yang tertinggi di dunia. Dan anak-anak Korea juga memiliki ranking teratas dalam kemampuan matematika, sains, problem solving, dan membaca dalam peringkat OECD, Organisation for Economic Co-operation and Development.

Tags: , ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Toudhani -Wolio Molagi© All Rights Reserved
Hasmina Syarif