BAUBAU-Setelah masa Kesultanan Buton
berakhir dan berganti pemerintahan swapraja di tahun 1960, dengan sultan
terakhirnya La Ode Muhammad Falihi sebagai Sultan Buton ke-38 maka
saat ini pemerintahan kesultanan Buton diaktifkan kembali. Hal ini
ditandai dengan dilantiknya sultan Buton terpilih, H La Ode Muh Djafar,
SH, oleh perangkat adat kesultanan Buton di Baruga Keraton (Batu
Popaua) di Kota Baubau, kemarin.
Sebelum dilantiknya atau diputarkan
payung kebesaran kesultanan Buton, La ODe Muhammad Djafar, yang dijemput
Patalimbona di kediamannya, setelah sebelumnya (Bhontona Bhaaluwu,
Bhontona PEropa, Bhontona Ghundu-ghundu, dan Bhontona Bharangkatopa)
mengambil air untuk dimandikan sultan di Batu Wolio.
Setelah dimandikan dan dirias dengan
pakaian sultan yang serba putih dikediamannya, La ODe Muh Djafar
kemudian diantar menuju Baruga KEraton untuk melaksanakan Sholat Jumat
terlebih dahulu di Masjid Agung KEraton bersama para perangkat sara
(pemerintahan) Kesultanan Buton. Didalam MEsjid, ia dibawa duduk
menempati posisi (tempat) Sholat Sultan, disisi kanan mimbar.
Usai melaksanakan Sholat Jumat dan
memanjatkan doa, Sultan terpilih ini kemudian dibawakan payung kebesaran
Kesultanan Buton didalam masjid. Selanjutnya diarak menuju Batu Popaua
(Batu Pelantikan) untuk pemutaran payung yang dilakukan Bhonto
Ptalimbona, Pada proses ini, kaki kiri sultan dimasukan kedalam lubang
Batu Popaua sambil menghadap ke Barat dan diputarkan payung kebesaran
sebanyak delapan putaran. Kemudian, sultan meletakan kaki kanan ke dalam
batu yang sama sambil menghadap Timur seanyak sembilan putaran dan
puncaknya diambil sumpahnya.
Dengan demikian, H. La Ode Muh Djafar,
SH dinyatakan resm sebagai Sultan Buton ke-39 dan langsung bersama
perangkat sara memasuki Baruga, untuk melaksanakan proses adat
selanjutnya. Sembah hormat, kemudian diperagakan masing-masing perangkat
sara bersalaman dengan Sultan mereka. Dimulai dari SApati, Kenepulu
Kapitalao Matanaoeo, Kapitalau Sukanaeo, LAkina Agama, LAkina Baadia,
Lakina Sorawolio, Bonto Ogena sukanaeo, Bonto Siolimbona, Bonto Lencina
Kanjawari Bonto Yi Sara), Bobato Siolipuna, Bharata Patapalena, dan
Bobato.
Pelantikan Sultan Buton ke-39 tersebut
disaksikan Wakil Ketua DPD RI La Ode IDa, Wakil Gubernur H. SAleh
Lasata, Bupati Buton Nasruan, tokoh masyarakat Buton Djeni Hasmar,
lembaga dan organisasi kemasyarakatan, turis mancanegara, dan ribuan
masyarakat memenuih halaman Baruga Keraton.
La ODe IDa memandang pelantikan sultan
Buton ke-39 merupakan kegiatan yang baik. dirinya secara pribadi dan
kelembagaan di DPD sangat mendukung prosesi rekonstruksi budaya politik
lokal tersebut karena memiliki nilai penting.
Kata La Ode Ida, Prosesi tersebut
penting dari segi sejarah dan hakekat kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang baik. Menurutnya kegiatan tersebut juga menjadi bagian
dari simbol pemersatu budaya wilayah kesultanan Buton.
Dia juga mengungkapkan, bicara soal
budaya sebenarnya merupakan nilai yang melekat dalam pengelolaan
pemerintahan dan masyarakat serta hubungan-hubungan sosial.
La ODe IDa berharap, hubungan sosial juga harus menjadi perhatian
yang sangat serius didalam konsep dan filsafat pengelolaan pemerintahan
kesultanan Buton yang terdapat dalam martabat tujuh. (source : Radar
Buton)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar